Biblioteca - Ver ficha Más información sobre esta sección
Didong Jalu Pada Masyarakat Gayo Di Kabupaten Aceh Tengah (Studi Terhadap Bentuk Dan Fungsi)

- Autor(es)
- Samsiah
- Título
- Didong Jalu Pada Masyarakat Gayo Di Kabupaten Aceh Tengah (Studi Terhadap Bentuk Dan Fungsi) / oleh, Samsiah
- Publicación
- 2013
- Materias
- Didong
- Contenido
-
Testu osoa
- Otros autores
- Universitas Negeri Medan
- Tipología
- Documento
- Eduki mota
- Trabajo Fin de Grado
- Notas
- Medaneko Unibertsitateko gradu amaierako lana
Azalean: Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan / Jurusan Sendratasik, Fakultas Bahasa Dan Seni, Universitas Negeri Medan
Penelitian ini bertujuan untuk membahas tentang proses pertunjukan didong jalu, fungsi didong jalu, bentuk musik dan bentuk penyajian didong jalu pada masyarakat Gayo di Kabupaten Aceh Tengah. Populasi penelitian ini adalah Didong Jalu kesenian tradisional Gayo mempunyai pemain berjumlah 20 orang dalam satu grup, masing-masing terdiri dari 2 orang ceh (vokal), dua orang apit (pendamping ceh), dan selebihnya penunung/penepok (pengikut). Sampel yang digunakan sebanyak 20 orang. Landasan teoretis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tentang pemgertian musik, unsur-unsur musik, fungsi musik, pertunjukan didong jalu, dan bentuk penyajian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif, ditafsirkan dan dirumuskan antara data yang satu dengan data yang lain agar data tersebut akurat dan cermat. Teknik pengumpulan data meliputi studi kepustakaan, observasi, wawancara dan dokumentasi.Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka dapat disimpulkan secara garis besar bahwa kesenian didong jalu memiliki beberapa fungsi yaitu : 1. Sebagai hiburan, 2. Untuk memelihara nilai dan norma adat, 3. Sebagai sosial dan 4. Refleksi dari kegiatan ekonomi. Susunan acara pertunjukan Didong Jalu pada masyarakat Gayo di Kabupaten Aceh Tengah yaitu: Persiapan; kedua group didong harus telah berada di tempat pertandingan satu jam sebelum pertandingan dimulai. Pembukaan (persalaman); gong yang dibunyikan menandai bahwa pertandingan telah dimulai, group yang mendapat giliran pertama mengawali dengan tepukan tangan (tingkah pumu) kemudian diikuti oleh tepuk bantal (penunung) dan beberapa gerakan yang telah ditentukan oleh group itu sendiri. Puncak acara dan penutupan atau ronde gabungan, kedua group akan melantunkan sebuah lagu yang bermakna permintaan maaf. Ketangkasan berbalas syair yang dibalut dengan kata-kata indah dan irama yang menarik dalam Didong Jalu merupakan salah satu keutamaan yang dinilai dalam pertunjukan didong jalu.